Minggu, 29 Mei 2011

DI BALIK PERANG IRAK

Rencana perang Irak, yang dilancarkan meski mendapat tentangan dari seluruh dunia, telah dipersiapkan setidaknya puluhan tahun lalu oleh para ahli strategi Israel. Dalam upayanya mewujudkan strategi pelemahan atau pemecahbelahan negara-negara Arab Timur Tengah, Israel memasukkan Mesir, Syiria, Iran dan Saudi Arabia dalam daftar sasaran berikutnya.
Saat tulisan ini disusun, Amerika Serikat (AS) telah memulai penggempuran terhadap Irak. Meskipun kenyataannya kebanyakan negara di seluruh dunia, bahkan sebagian besar sekutu AS sendiri, menentangnya, pemerintahan AS bersikukuh untuk meneruskan rencana serangannya. Ketika kita melihat apa yang ada di balik sikap keras kepala AS ini, maka Israel-lah satu-satunya yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah dan penderitaan di Timur Tengah sejak awal abad kedua puluh. Kebijakan pemerintah Israel yang ditujukan untuk memecah-belah Irak memiliki akar sejarah yang panjang"
Rencana Israel Membagi Irak
Laporan berjudul "A Strategy for Israel in the Nineteen Eighties" (Strategi Israel di Tahun 1980-an), oleh majalah berbahasa Ibrani terbitan Departemen Informasi, Kivunim, bertujuan menjadikan seluruh kawasan Timur Tengah sebagai wilayah pemukiman Israel. Laporan tersebut, yang disusun oleh Oded Yinon - seorang wartawan Israel yang pernah dekat dengan kementrian luar negeri Israel - memaparkan skenario "pembagian Irak" sebagaimana berikut:
Irak, negeri kaya minyak yang menghadapi masalah perpecahan dalam negeri, dijamin bakal menjadi sasaran Israel. Mengakhiri riwayat Irak jauh lebih penting bagi kita ketimbang Syria" Sekali lagi, Irak pada intinya tidaklah berbeda dengan para tetangganya, meskipun sebagian besar penduduknya adalah penganut Syi'ah dan sebagian kecil Sunni yang menguasai pemerintahan. Enam puluh lima persen penduduknya tidak memiliki andil dalam politik di negara di mana sekelompok elit berjumlah 20 persen memegang kekuasaan. Selain itu terdapat minoritas Kurdi berjumlah besar di wilayah utara, dan jika bukan karena kekuatan rezim yang memerintah, angkatan bersenjatanya, dan pemasukannya dari minyak, masa depan Irak akan takkan berbeda dengan nasib Libanon di masa lalu" Dalam kasus Irak, pembagiannya menjadi sejumlah provinsi berdasarkan garis suku atau agama sebagaimana yang terjadi pada Syiria di masa kekhalifahan Utsmaniyyah adalah sesuatu yang mungkin. Jadi, tiga (atau lebih) negara kecil akan terbentuk di sekitar tiga kota utama: Basrah, Baghdad, dan Mosul; dan wilayah kaum Syi'ah di selatan akan terpisah dari wilayah kaum Sunni dan suku Kurdi di utara.
Kita hanya perlu sedikit mengingat kembali bagaimana skenario ini sebagiannya telah dilakukan pasca Perang Teluk 1991, di mana Irak secara efektif, kalau tidak secara resmi, dibagi menjadi tiga wilayah. Fakta bahwa rencana AS menduduki Irak, yang sedang dilakukan saat tulisan ini dibuat, dapat kembali mendorong terbaginya wilayah tersebut, merupakan sebuah ancaman nyata.
Peran Israel dalam Perang Teluk
Penerapan strategi Israel telah dilakukan sejak tahun 1990. Saddam Hussein menyerbu Kuwait dalam serangan mendadak pada tanggal 1 Agustus 1990, sehingga memunculkan krisis internasional. Israel menjadi pemimpin bagi kekuatan-kekuatan yang mendorong terjadinya krisis itu. Israel adalah pendukung tergigih sikap yang dianut AS menyusul serangan terhadap Kuwait. Kalangan Israel bahkan menganggap AS bersikap moderat, dan menginginkan adanya kebijakan yang lebih keras. Sedemikian jauhnya sehingga Presiden Israel, Chaim Herzog, menganjurkan agar AS menggunakan bom nuklir. Di sisi lain, lobi Israel di AS tengah berupaya untuk mendorong terjadinya serangan berskala luas atas Irak.
Seluruh keadaan ini mendorong terbentuknya pandangan di AS bahwa serangan terhadap Irak yang sedang dipertimbangkan, sesungguhnya dirancang demi kepentingan Israel. Komentator terkenal, Pat Buchanan, merangkum pandangan ini dalam kalimat " Hanya ada dua kelompok yang menabuh genderang perang di Timur Tengah - Kementrian Pertahanan Israel dan kelompok pendukungnya di Amerika Serikat." (http://www.infoplease.com/spot/patbuchanan1.html)
Israel juga telah memulai kampanye propaganda serius dalam masalah ini. Karena kampanye ini sebagian besar dilancarkan secara rahasia, maka Mossad pun terlibat pula. Mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, memberikan informasi penting mengenai hal ini. Menurutnya, Israel telah berkeinginan melancarkan peperangan bersama AS melawan Saddam jauh sebelum krisis Teluk. Bahkan Israel telah memulai melaksanakan rencana tersebut segera setelah berakhirnya perang Iran-Irak. Ostrovsky melaporkan bahwa departemen Perang Psikologi Mossad (LAP - LohAma Psicologit) melancarkan kampanye ampuh menggunakan teknik disinformasi. Kampanye ini ditujukan untuk menampilkan Saddam sebagai seorang diktator berdarah dan ancaman bagi perdamaian dunia. (Victor Ostrovsky, The Other Side of Deception, hlm. 252-254).
Agen Mossad Berbicara tentang Perang Teluk
Ostrovsky menjelaskan bagaimana Mossad menggunakan para agen atau simpatisan di berbagai belahan dunia dalam kampanye ini dan bagaimana, misalnya, Amnesty International atau "para penolong Yahudi sukarelawan (sayanim)" di konggres AS dikerahkan. Di antara cara yang digunakan dalam kampanye tersebut adalah rudal yang diluncurkan ke sasaran-sasaran penduduk sipil di Iran selama perang Iran-Irak. Sebagaimana dijelaskan Ostrovsky, penggunaan rudal-rudal ini oleh Mossad di kemudian hari sebagai sarana propaganda sungguh janggal, sebab rudal-rudal tersebut ternyata telah diarahkan ke sasarannya oleh Mossad, dengan bantuan informasi dari satelit AS. Setelah mendukung Saddam selama perangnya melawan Iran, Israel kini tengah berupaya menampilkannya sebagai seorang monster. Ostrovsky menulis:
Para petinggi Mossad mengetahui bahwa jika mereka dapat menjadikan Saddam terlihat sebagai sosok sangat jahat dan sebagai ancaman bagi pasokan minyak Teluk, yang hingga saat itu ia telah menjadi pelindung pasokan tersebut, maka Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya takkan membiarkan Saddam begitu saja, tapi akan membuat perhitungan yang akan menghancurkan angkatan bersenjata dan kekuatan persenjataanya, khususnya jika mereka sampai yakin bahwa ini hanyalah kesempatan terakhir mereka sebelum Saddam menggunakan senjata nuklir. (Victor Ostrovsky, The Other Side of Deception, hlm. 254)
Israel sangat bersikukuh dalam masalah ini, dan dalam kaitannya dengan Amerika Serikat, pada tanggal 4 Agustus 1990, Menteri Luar Negeri Israel, David Levy, mengeluarkan ancaman menggunakan bahasa diplomatis kepada William Brown, duta besar AS untuk Israel, dengan mengatakan bahwa Israel "menginginkan AS akan memenuhi semua tujuan-tujuan yang ditetapkan Israel untuk mereka sendiri di awal krisis teluk," dengan kata lain AS hendaknya menyerang Irak. Menurut Levy, jika AS tidak melakukannya, Israel akan melancarkannya sendiri. (Andrew and Leslie Cockburn, Dangerous Liaison, hlm. 356.)
Akan sangat menguntungkan bagi Israel jika AS terlibat perang tanpa keterlibatan apa pun di pihak Israel: dan inilah yang benar-benar terjadi.
Israel Memaksa AS Berperang
Akan tetapi, kalangan Israel terlibat secara aktif dalam perencanaan perang oleh AS. Sejumlah pejabat AS yang terlibat merancang Operation Desert Storm (Operasi Badai Gurun) menerima arahan taktis jitu dari kalangan Israel bahwa "cara terbaik melukai Saddam adalah dengan melancarkan serangan terhadap keluarganya."
Kampanye propaganda yang diilhami Mossad sebagaimana dilaporkan Ostrovsky membentuk dukungan publik yang diperlukan dalam Perang Teluk. Sekali lagi, para pembantu lokal Mossad-lah yang berperan menyulut api peperangan. Lembaga pelobi Hill and Knowlton, yang dikendalikan oleh Tom Lantos dari lobi Israel, mempersiapkan rancangan yang dramatis guna meyakinkan para anggota Konggres perihal perang melawan Saddam. Turan Yavuz, wartawan Turki terkenal, memaparkan kejadian tersebut:
9 Oktober 1990. Lembaga pelobi Hill and Knowlton mengadakan pertemuan di Konggress yang bertemakan "Kebiadaban Irak." Sejumlah "saksi mata" yang dihadirkan dalam acara itu oleh lembaga pelobi tersebut menyatakan bahwa tentara Irak membunuh bayi-bayi baru lahir di bangsal-bangsal rumah sakit. Seorang "saksi mata" memaparkan kekejaman itu dengan sangat rinci, dan mengatakan bahwa para prajurit Irak telah membunuh 300 bayi baru lahir di satu rumah sakit saja. Berita ini sungguh mengguncang para anggota Konggress tersebut. Ini menguntungkan bagi pihak Presiden Bush. Namun, belakangan diketahui bahwa saksi mata yang dihadirkan oleh lembaga pelobi Hill and Knowlton di hadapan Konggres ternyata adalah anak perempuan duta besar Kuwait untuk Washington. Kendatipun demikian, kisah yang dituturkan anak perempuan tersebut sudah cukup bagi para anggota Konggress untuk menjuluki Saddam sebagai "Hitler". (Turan Yavuz, ABD'nin Kürt Karti (The US' Kurdish Card), hlm. 307)
Hal ini mengarahkan pada satu kesimpulan saja: Israel berperan penting dalam kebijakan Amerika Serikat untuk melancarkan perang pertamanya terhadap Irak. Perang yang kedua tidaklah banyak berbeda.
Alih-Alih "Perang terhadap Terorisme"
Berlawanan dengan keyakinan masyarakat luas, rencana untuk menyerang Irak dan menggulingkan rezim Saddam Hussein dengan kekuatan senjata telah dipersiapkan dan dicanangkan dalam agenda Washington sejak lama sebelum dilancarkannya "perang mewalan terror," yang mengemuka pasca peristiwa 11 September. Isyarat pertama adanya rencana ini mengemuka pada tahun 1997. Sekelompok ahli strategi pro-Israel di Washington mulai memunculkan skenario penyerangan atas Irak dengan memanfaatkan lembaga think-tank "konservatif baru", yang dinamakan PNAC, Project for The New American Century (Proyek bagi Abad Amerika Baru).
Sebuah artikel berjudul "Invading Iraq Not a New Idea for Bush Clique: 4 Years Before 9/11 Plan Was Set" (Penyerangan atas Irak Bukan Gagasan Baru bagi Kelompok Bush) yang ditulis William Bruch dan diterbitkan di the Philadelphia Daily News, memaparkan fakta berikut:
Namun kenyataannya, Rumsfeld, Wakil Presiden Dick Cheney, dan sekelompok kecil ideolog konservatif telah memulai wacana penyerangan Amerika atas Irak sejak 1997 – hampir empat tahun sebelum serangan 11 September dan tiga tahun sebelum Presiden Bush memegang pemerintahan.
Sekelompok pembuat kebijakan sayap kanan yang terdengar mengkhawatirkan, yang tidak begitu dikenal, yang disebut Proyek bagi Abad Amerika Baru, atau PNAC – yang berhubungan erat dengan Cheney, Rumsfeld, deputi tertinggi Rumsfeld, Paul Wolfowitz, dan saudara lelaki Bush, Jeb – bahkan mendesak presiden waktu itu, Clinton, untuk menyerbu Irak di bulan Januari 1998. (William Bunch, Philadelphia Daily News, 27 Jan. 2003)
Minyakkah yang Menjadi Tujuan Sebenarnya?
Mengapa para anggota PNAC sangat bersikukuh untuk menggulingkan Saddam? Artikel yang sama melanjutkan:
Meskipun minyak melatarbelakangi pernyataan kebijakan PNAC terhadap Irak, namun tampaknya ini bukanlah pendorong utama. [Ian] Lustick, [seorang profesor ilmu politik Universitas Pennsylvania dan ahli Timur Tengah,] yang juga pengecam kebijakan Bush, mengatakan bahwa minyak dipandang oleh para pendukung perang terutama sebagai cara untuk membayar operasi militer yang sangat mahal.
"Saya dari Texas, dan setiap orang perminyakan yang saya kenal menentang tindakan militer terhadap Irak," kata Schmitt dari PNAC. "Pasar minyak tidak perlu diganggu."
Lustick yakin bahwa dalang tersembunyi yang sangat berpengaruh kuat kemungkinan adalah Israel. Ia mengatakan para pendukung perang dalam pemerintahan Bush yakin bahwa parade pasukan di Irak akan memaksa Palestina menerima rancangan perdamaian yang menguntungkan Israel"(William Bunch, "Invading Iraq not a new idea for Bush clique" Philadelphia Daily News, 27 Jan. 2003)
Jadi, inilah dorongan utama di balik rencana untuk menyerang Irak: membantu strategi Israel di Timur Tengah.
Fakta ini juga ditengarai oleh sejumlah ahli Timur Tengah lainnya. Misalnya Cengiz Çandar, ahli Timur Tengah asal Turki, memaparkan kekuatan sesungguhnya di balik rencana penyerangan atas Irak sebagaimana berikut:
"Siapakah yang mengarahkan serangan atas Irak? Wakil Presiden Dick Cheney, Menteri Pertahanan Rumsfeld, Penasehat Keamanan Dalam Negeri Condoleeza Rice. Mereka inilah para pendukung "tingkat tinggi" terhadap penyerbuan tersebut. Akan tetapi, selebihnya dari gunung es tersebut sungguh lebih besar dan lebih menarik. Terdapat sejumlah "lobi."
Yang terdepan di barisan lobi ini adalah tim Jewish Institute for Security Affairs (Lembaga Yahudi untuk Masalah Keamanan) JINSA, yang merupakan kelompok kanan Israel pro-Likud yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan industri-industri senjata AS" Mereka memiliki hubungan erat dengan "lobi persenjataan," Lockheed, Northrop, General Dynamics dan industri militer Israel" Prinsip mendasar JINSA adalah bahwa keamanan AS dan Israel adalah tak terpisahkan. Dengan kata lalin, keduanya adalah sama.
Tujuan JINSA tidak terbatas pada merobohkan rezim Saddam di Irak, tetapi juga mendukung penggulingan rezim Saudi Arabia, Syria, Mesir dan Iran dengan logika "perang total", yang diikuti dengan "penegakan" demokrasi. …Dengan kata lalin, sejumlah Yahudi Amerika yang seirama dengan kelompok-kelompok paling ekstrim di Israel sekarang terdiri atas orang-orang yang mendukung perang di Washington. (Cengiz Çandar, "Iraq and the 'Friends of Turkey' American Hawks", Yeni Safak, 3 September 2002.)
Proyek Israel "Penguasaan Dunia secara Diam-Diam"
Singkatnya, terdapat kalangan di Washington yang mendorong terjadinya perang yang awalnya dilancarkan terhadap Irak, dan setelah itu terhadap Saudi Arabia, Syria, Iran dan Mesir. Ciri mereka paling kentara adalah mereka berbaris di samping, dan bahkan sama dengan, "lobi Israel."
Tak menjadi soal betapa sering mereka berbicara tentang "kepentingan Amerika," orang-orang ini sebenarnya mendukung kepentingan Israel. Strategi melancarkan peperangan terhadap seluruh Timur Tengah sehingga menjadikan seluruh rakyat di kawasan tersebut bangkit melawan AS tak mungkin akan menguntungkan pihak AS. Penggunaan strategi seperti ini hanya mungkin dapat dilakukan jika AS tunduk pada Israel, melalui lobi Israel, yang luar biasa berpengaruhnya terhadap kebijakan luar negeri negara tersebut.
Dengan alasan ini, maka di belakang strategi yang mulai dijalankan pasca 11 September dan yang ditujukan untuk merubah peta seluruh dunia Islam, terdapat rencana rahasia Israel untuk "menguasai dunia." Sejak pendiriannya, Israel telah bercita-cita merubah peta Timur Tengah, menjadikannya mudah diatur sehingga tidak lagi menjadi ancaman baginya. Israel telah menggunakan pengaruhnya di AS untuk tujuan ini di tahun-tahun belakangan, dan memiliki andil besar dalam mengarahkan kebijakan Washington di Timur Tengah. Keadaan pasca 11 September memberi Israel kesempatan yang selama ini telah dicari-carinya. Para ideolog pro-Israel yang selama bertahun-tahun secara tidak benar telah menyatakan bahwa Islam sendirilah yang – dan bukan sejumlah kelompok radikal militan yang berbaju Islam – memunculkan ancaman terhadap Barat dan AS. Merekalah yang berusaha meyakinkan kebenaran gagasan keliru tentang "benturan antar peradaban," dan telah berupaya mempengaruhi AS agar memusuhi dunia Islam setelah peristiwa 11 September. Sudah sejak tahun 1995, Israel Shahak dari Universitas Hebrew, Jerusalem, menuliskan keinginan Perdana Menteri Rabin sebagai "gagasan perang melawan Islam yang dipimpin Israel." Nahum Barnea, penulis opini dari surat kabar Israel, Yediot Ahronot, menyatakan di tahun yang sama bahwa Israel tengah mengalami kemajuan "[untuk] menjadi pemimpin Barat dalam perang melawan musuh, yakni Islam." (Israel Shahak, "Downturn in Rabin's Popularity Has Several Causes", Washington Report on Middle East Affairs, Maret 1995.)
Semua yang telah terjadi di tahun-tahun berikutnya adalah bahwa Israel menjadikan niatannya semakin kentara. Iklim politik pasca 11 September memberikan peluang untuk mewujudkan niatan ini menjadi kenyataan. Dunia kini tengah menyaksikan tahap demi tahap menerapan kebijakan Israel dalam memecah-belah Irak, yang telah dirancang di Konggres Zionis Dunia pada tahun 1982.
Satu-Satunya Jalan Menuju Perdamaian Dunia: Persatuan Islam
Keadaan di atas dapat dirangkum sebagai berikut: Tujuan Israel adalah untuk menata ulang kawasan Timur Tengah menurut kepentingan strategisnya sendiri. Untuk mencapai hal ini, untuk menguasai Timur Tengah, wilayah paling mudah bergejolak di dunia, Israel memerlukan sebuah "kekuatan dunia." Kekuatan ini adalah Amerika Serikat; dan Israel, dengan kekuatan pengaruhnya terhadap AS, tengah berupaya menggadaikan kebijakan luar negeri AS terhadap Timur Tengah. Meskipun Israel adalah sebuah negara kecil berpenduduk 4,5 juta jiwa, rencana yang disusun Israel dan para pendukungnya di Barat mengendalikan keseluruhan dunia.
Apa yang perlu dilakukan menghadapi kenyataan ini?
1) Kegiatan melobi perlu dilakukan dalam rangka menandingi pengaruh lobi Israel di Amerika Serikat guna membangun dialog antara AS dan dunia Islam, dan untuk mengajaknya mencari cara damai dalam memecahkan permasalahan Irak dan permasalahan serupa lainnya. Banyak kalangan AS menginginkan negeri mereka mengambil kebijakan Timur Tengah yang lebih adil. Banyak negarawan, ahli strategi, wartawan dan cendekiawan telah mengungkapkan hal ini, dan gerakan "perdamaian antar peradaban" harus digulirkan dengan bekerjasama dengan kalangan tersebut.
2) Pendekatan yang mengajak pemerintah AS kepada pemecahan masalah secara damai haruslah dibawa ke tingkat pemerintahan dan masyarakat sipil.
Bersamaan dengan ini semua, jalan keluar paling mendasar terletak pada sebuah proyek yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan antara dunia Islam dan Barat, dan dapat mengatasi perpecahan, penderitaan dan kemiskinan di dunia Islam dan sama sekali merubahnya, dan ini adalah Persatuan Islam.
Perkembangan terakhir telah menunjukkan bahwa seluruh dunia, tidak hanya wilayah-wilayah Islam, memerlukan sebuah "Persatuan Islam." Persatuan ini haruslah mampu meredam unsur-unsur radikal di Dunia Islam, dan membangun hubungan baik antar negara-negara Islam dan Barat, khususnya Amerika Serikat. Persatuan ini juga hendaknya membantu menemukan jalan keluar bagi induk dari seluruh permasalahan yang ada: perseteruan Arab-Israel. Hanya dengan penarikan diri Israel hingga batas wilayahnya sebelum tahun 1967, dan pengakuan bangsa Arab atas keberadaannya, akan ada perdamaian sesungguhnya di Timur Tengah. Dan umat Yahudi dan Muslim – yang keduanya keturunan Nabi Ibrahim dan beriman pada satu Tuhan saja – dapat hidup berdampingan di Tanah Suci, sebagaimana yang telah mereka tunjukkan di abad-abad yang lalu. Dengan demikian, Israel takkan lagi memerlukan strategi untuk mengganggu keamanan atau memecah-belah negara-negara Arab. Dan Israel takkan menghadapi balasan atas pendudukannya dalam bentuk kekerasan dan ketakutan terus-menerus terhadap upaya penghancuran terhadapnya. Lalu, keduanya, anak-anak Israel dan Irak (juga Palestina) dapat tumbuh dalam lingkungan yang damai dan aman. Inilah wilayah Timur Tengah yang seharusnya didambakan dan berusaha diwujudkan oleh setiap orang yang bijak.

Alasan Utama Perang Irak

Dulu rata-rata kita menduga kalau alasan Amerika berperang ke Iraq
ini karena:

01. Amerika ingin menghancurkan Islam;

02. Amerika ingin melibas terorisme;

03. Amerika itu memang bandit

04. Bush mau dendam secara pribadi kepada Saddam yang dulu
gagal dihancurkan Bapaknya Bush Senior.

05. Ini ulahnya Yahudi [intelektual kriminal Perle &
Wolfowitz ] yang saat itu jadi penasehat utamanya Bush;

06. Ini perang buat menguasai minyaknya Iraq ...

07. Dan variasi-variasi lainnya.

Kini terbukti semua pandangan itu tidak 100% salah tapi
juga "salah", karena itu semuanya cuma masalah kecilnya saja.
Semua dugaan kita Itu semuanya tidak menjelaskan alasan utamanya
perang Iraq ini dari sudut pandang si Amerika sendiri. Karena,
tujuan paling utama dari perang Iraq ini adalah:

Menyelamatkan dollar dari euro

Di mata Amerika yang dulu menghadiahkan rezim Suharto ke
Indonesia , dosa Iraq yang terbesar adalah ketika Iraq [Saddam]
tahun 2000 lalu minta ke PBB supaya semua minyaknya dibayar
menggunakan euro; plus semua uang milik Irak [$10 bilyun]
dikonversikan ke euro dari dollar..

Dulu semua orang bilang kalau itu ide Saddam ini tindakan bodoh
karena euro waktu itu masih 90% dari nilai dollar dan euro pun dari
sejak dikeluarkan [Januari 1999] terus menerus terdepresiasi lawan
dollar yang waktu itu demand (permintaan) nya memang kuat sekali
karena penipuan akuntasi besar-besaran sedang terjadi di bursa
efeknya -- dan investor asing juga perlu dollar untuk main di
bursanya.

Tapi, sekarang ini euro ternyata sudah terapresiasi sebesar hampir
100% dari harga sebelumnya! Berarti apa, langkah "gilanya" Saddam
tahun 2000 dulu itu ternyata sangat menguntungkan dan bahkan
jenius! Langkah ini pula yang sekarang sedang dikaji oleh Iran yang
cuma mau menerima transaksi minyak dengan euro dan menolak dollar.
Dan di dunia ini, kartel perdagangan yang terkuat ya cuma minyak
saja.

Kartel mobil, atau komputer, atau produk-produk lain praktis tidak
eksis. Minyak -- siapapun harus beli minyak. Terus perhatikan lagi,
anggota OPEC itu rata-rata isinya adalah musuh-musuh Amerika yang
nyata-nyata memang benci kepada Amerika, karena rata-rata negara
Islam, yang bukan Islam pun seperti Venezuela yang dipimpin sama
presiden Chavez malah lebih parah lagi anti Amerikanya.

Kalau saja semua anggota kartel minyak ini memang mau "jahat" dan
main "evil" terhadap Amerika, maka caranya gampang sekali: mereka
cukup bilang, kita sekarang cuman mau transaksi pake euro dan
selesailah dollarnya Amerika! Bangkrut serta kiamat jugalah si
kapitalis Amerika ini!

Kita yang tidak punya background ekonomi mungkin bingung. Koq bisa
bangkrut?

Orang yang bisa hitung-hitungan ekonomi bisa menjelaskan begini,
Kalau kita punya uang tunai $1, di tangan, maka secara ekonomi itu
artinya
adalah Anda memberi hutang ke Bank Federalnya Amerika dan Bank
Federalnya Amerika itu "berjanji" akan membayar hutangnya sebesar
$1 itu!

Sekarang, karena kita tinggal di Indonesia yang rupiahnya sangat
parah itu; maka jelas secara rasional kita berusaha terus memegang
$1 di tangan itu dari pada ditukar ke rupiah. bukan begitu! Jadi,
secara ekonomi itu artinya Bank Federal Amerika tidak perlu menebus
hutangnya karena hutangnya yang $1 itu tidak kita minta untuk
dibayar.

Artinya: Amerika itu bisa berhutang tanpa perlu bayar sama sekali --
[sepanjang ekonominya memang masih kuat!] sepanjang greenback atau
dollar itu masih jadi standard pengganti emas.

Dengan alasan inilah makanya Amerika itu berani main defisit gila-
gilaan selama ini karena toh mereka MEMANG tidak perlu membayar
defisitnya sebab orang sedunialah yang harus membayar defisitnya
Amerika itu!

Supaya jelas mari kita lihat rupiah; kalau budget RI itu defisit
maka negara Republik Indonesia ini harus nombok dengan cara menjual
barang [eksport] atau mencari utangan [CGI]. jadi, defisitnya
negara seperti Indonesia yang gemah ripah loh jinawi ini betul-
betul adalah "defisit" yang harus dibayar; yang kalau tidak bisa
bayar ya seperti yang kita alami pada tahun 1997 yang sampai
sekarang juga belum pulih yaitu

KRISMON!

Tapi Amerika lain! Defisit buat Amerika berarti justru malah
positif karena defisit Amerika itu cara bayarnya adalah dengan cara
memotong nilai $1 yang kita pegang itu secara intristik. Berarti,
kalau Amerika defisit maka yang rugi adalah kita orang non-Amerika
yang pegang dollar!

Cara kerja sistem ekonomi kapitalis yang imperialistik ini berlaku
sepanjang orang seperti kita dan negara Republik Indonesia itu
masih "percaya" dengan dollar dan menyimpan cadangan devisanya
dalam bentuk dollar!

Eropa tahu persis tentang strategi makan gratis dan utang tidak
perlu bayar ini. Karena itulah Eropa sekarang punya euro. Tujuannya
Euro sebetulnya ya cuma satu itu: ikut menikmati utang gratisan
dari orang-orang seperti kita tadi.

Dan saudara-saudara sekalian yang paling mengerikan buat amerika
yang diambang kiamat itu apa? itu adalah kenyataan bahwa 80% US $
itu ada di luar negeri ya ditangan negara-negara seperti Indonesia
ini, Cina, Jepang , India dan negara-negara asia lainnya .

Apa arti situasi begini bagi AMERIKA? ya seperti saya tadi
bilang...,

KALAU mendadak saja semua negara penghasil minyak bilang "sekarang
kita transaksi cuman pake euro"! Dan ini mungkin sekali terjadi
karena semua negara perlu beli minyak! Sehingga tekanan dari negara
penghasil minyak itu bakal membuat negara-negara sepetti Cina atau
Jepang menjual dollarnya dan beli euro.

Semuanya HEGEMONI Amerika dalam sekejab akan berantakan dan ini
artinya apa?...KIAMAT Sebab kalau ini terjadi ini artinya sama saja
dengan semua negara-negara pemegang US $ itu bilang...Amerika
sekarang kamu harus bayar utang! Dan tentu saja: kalau dalam
sekejab Amerika pun harus membayar hutangnya dan mendongkrak Euro
tadi, dalam sekejab pula ekonomi Amerika bangkrut berantakan persis
seperti waktu bank dalam negeri di rush nasabahnya jaman krismon
dulu. Dan lebih mengerikan lagi, ekonomi Amerika pun bisa dalam
sedetik bakal inflasi ribuan persen [karena semua orang menjual
dollar dan membeli euro], perusahaan Amerika menjadi tidak ada
harganya [persis seperti krismon di Indonesia tahun 1998 dulu] dan
ajaibnya lagi --orang Amerika pun tiba-tiba jadi persis sama dengan
orang-orang miskin dari Afrika sana karena mendadak saja semua
kekayaan mereka itu cuma kertas tidak ada harganya.dan lebih sial
lagi..., dengan bangkrutnya dollar praktis cuma Amerika bakal
bangkrut sendirian, negara-negara lain tidak ikut bangkrut karena
ada Euro yang bisa menjadi penyelamatnya!

Bila anda menentang invasi AS ke iraq , dan anda belum bisa ikut
terjun perang membela rakyat Iraq , atau anda belum punya cukup
donasi untuk membantu rakyat iraq ,cukup anda segera lepas simpanan
US $ anda atau ditukar dng euro, atau anda sebarkan email ini
seluas-luasnya !!

Sabtu, 28 Mei 2011

Implikasi Ekonomi Perang Irak


Perang Irak mungkin membawa implikasi besar terhadap perekonomian dunia dan juga Indonesia. Ketegangan antara AS dgn sekutunya di satu pihak dan Irak di pihak lain ditambah dgn ketidakpastian di negara penghasil minyak Venezuela menyebabkan harga minyak dunia cenderung tinggi di atas 30 dolar AS/barel. Selain itu perekonomian dunia yg cenderung menurun juga semakin melemah. Sebenarnya sebelum terjadi perisitiwa 11 September 2001 pengeboman WTC perekonomian AS dan dunia pada umumnya telah menunjukkan pelemahan dan diperburuk dgn peristiwa tersebut serta ketegangan dgn Irak. Daya tarik AS sebagai tujuan investasi terutama melalui pasar modalnya menurun drastis dan berakibat pada melemahnya nilai dollar AS. Pemerintahan Bush tampaknya juga tidak dapat berbuat banyak utk memperbaiki keadaan perekonomian bahkan kebijakannya mengurangi pajak itu dikritik sebagai hanya memberikan manfaat kepada golongan kaya. Banyak analis ekonomi di AS mendukung terjadinya Perang Irak yg berjalan cepat utk kemenangan AS dan sekutunya. Menurut mereka kemenangan Perang Irak di tangan AS dan sekutunya akan membuat harga minyak dunia menurun drastis dan mendorong perkembangan pesat perekonomian AS dan dunia. Sedangkan pihak yg menentang Perang Irak mengkhawatirkan perang ini hanya akan memperburuk ketidakpastian dan kemungkinan perang berlarut-larut akan semakin memperburuk perekonomian dunia. Selama ketegangan antara AS dgn sekutunya dan Irak masih berlangsung selama itu pula ketidakpastian membayangi perekonomian dunia. Menurut pandangan ini perbaikan ekonomi AS dan dunia bukanlah melalui Perang Irak tetapi dgn melakukan perubahan struktural di dalam perekonomian negara-negara maju tidak saja AS terutama Jepang dan Jerman. Bagi Indonesia ketidakpastian berkaitan dgn kemungkinan Perang Irak jelas tidak menguntungkan. Naiknya harga minyak di satu sisi menambah pemasukan negara apalagi dgn asumsi harga minyak 22 dolar AS/barel di dalam APBN. Namun di lain pihak hal itu menambah beban krn meningkatnya pengeluaran utk subsidi BBM. Berkaitan dgn permasalahan harga minyak itu pemerintah tampaknya masih dapat mengendalikan antara sisi penerimaan dan pengeluaran dgn baik. Namun ketidakpastian juga menyebabkan sulitnya sasaran ekspor yg diharapkan tumbuh 5 persen pada tahun 2003 sulit utk dicapai. Tujuan ekspor Indonesia utama adl AS dan Jepang ketika permintaan konsumen di AS melemah dan Jepang masih mengalami resesi berkepanjangan. Begitu pula prospek investasi juga semakin buruk. Investasi di Indonesia cenderung terus menurun sejak 2001 dan kemungkinan tidak akan mengalami perbaikan pada 2003 krn permasalahan domestik seperti kepastian hukum dan ditambah lagi dgn ketidakpastian di tingkat internasional berkaitan dgn kemungkinan Perang Irak. Dari sudut pandang eksternal 2003 bukanlah tahun yg menguntungkan bagi perekonomian nasional. Dari sisi domestik konsumsi masyarakat masih merupakan satu-satunya kegiatan ekonomi yg membuat perekonomian nasional menggelinding. Perbankan dalam negeri masih belum dapat berperan optimal dalam mendukung investasi dalam negeri. Peran perbankan masih terbatas pada fasilitasi perkembangan konsumsi masyarakat meskipun tidak dapat terus-menerus demikian. Demikian pula temperatur politik meningkat lbh awal daripada yg diperkirakan dalam menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden secara langsung pada 2004. Dalam situasi demikian kebijaksanaan ekonomi semakin tidak optimal dan menjadi kontroversial seperti kebijakan privatisasi dan pengurangan subsidi BBM yg mendapat tentangan keras masyarakat. Keadaan perekonomian 2003 akan lbh berat daripada tahun 2002 tetapi kebijakan pemerintah belum disesuaikan dgn kemungkinan perkembangan yg terjadi. Jika AS menyerang Irak kemungkinannya adl tidak secepat seperti yg diperkirakan analis yg mendukungnya. Dengan ketidakpastian yg semakin tinggi perekonomian dunia cenderung semakin lemah sekalipun tidak mengalami resesi yg dalam. Reaksi di dalam negeri juga akan cukup besar menentang serangan AS dan sekutunya ke Irak. Namun jika pemerintah dapat menempatkan kebijakan luar negerinya dgn baik tetap berupaya mendukung pelucutan senjata pemusnah massal dan menghindarkan peperangan implikasi politik domestik kemungkinan dapat dikendalikan. Harapan kita adl sekalipun akan terjadi demonstrasi besar menentang Perang Irak tetapi hal ini tidak menciptakan ketidakstabilan sosial yg meluas.Dalam perekonomian tampaknya kecil harapan pada perbaikan ekonomi internasional utk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Oleh krn itu fokus kebijakan ekonomi selayaknya ditujukan pada menggerakkan ekonomi domestik. Untuk itu pemerintah yg masih mengusai bank-bank besar semestinya secara bertahap mengarahkan peran bank utk lbh besar dalam investasi domestik tidak harus yg berskala besar tetapi berskala menengah sehingga aspek kehati-hatian perbankan masih dapat dipertahankan. Peluang masih cukup terbuka utk lbh mendinamiskan perekonomian domestik. Pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama secara bertahap utk menciptakan iklim kondusif bagi kegiatan ekonomi domestik dgn memberikan kepastian aturan dan pengurangan berbagai macam pungutan penghambat kegiatan ekonomi. Kerja sama ekonomi regional seperti dgn Cina Korea Taiwan dan Singapura dapat mengurangi dampak negatif dari ketidakpastian di tingkat internasional. Kerja sama itu ditekankan pada perdagangan dan investasi. Kerja sama itu tidak sekadar berupa pembelian aset nasional tetapi terutama dalam menciptakan kegiatan ekonomi baru baik dalam sektor sumber daya alam maupun industri dan perdagangan. Dengan demikian kerjasama itu dapat mendukung penciptaan kesempatan kerja dan mengurangi kontroversi politiknya. . Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Kamis, 26 Mei 2011

Kosa Kata untuk Menyapa Bahasa Mandarin


Untuk bisa menyapa seseorang dalam Bahasa Mandarin, berikut adalah beberapa kosa kata yang sering digunakan. Kumpulan kosa kata dalam bahasan sapaan terdiri dari beberapa kata yang mudah untuk di ingat, semua kosa kata ini sangatlah sederhana dan mudah untuk dipelajari, dengan melatih mengingat dan memprakteknya maka kita dengan mudah dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari hari.

Kosa Kata dalam Menyapa

你 nǐ: Kamu

您 nín: Anda

好 hǎo: Baik

吗 ma: Apakah

我 wǒ: Saya

很 hěn: Sangat

也 yě: Juga

他 tā: Dia (umum)

她 tā: Dia (hanya untuk Perempuan dalam tulisan)

他们 tā men: Mereka

你们 nǐ men: Kalian

我们 wǒ men: Kami/ kita

都 dōu: Semua

老师 lǎo shī: Guru

医生 yī shēng: Dokter

Kosa Kata Umum di Restoran Bahasa Mandarin


China, negeri dengan banyak makanan enak. Sebelum saya ke China, saya hanya tau China itu sebuah negara yang besar. Namun ketika saya diberi kesempatan pergi ke China, ternyata China lebih dari sekedar besar, China menyimpan begitu banyak keindahan dan tentu saja makanan enak.

Coba ingat kembali, capcay, fuyunghai dan banyak lagi chinese food yang biasa kita cicipi di Indonesia, tapi ketika menginjakkan kaki di restaurant China sana, jangan berharap rasanya sama ya…jauh berbeda dan jauh lebih khas…tentunya enaak… Kalau menurut saya, jika mau pergi ke China selain kita harus memiliki pengetahuan dasar tentang berkomunikasi dengan orang lain, kita juga wajib membekali diri dengan banyak kosa kata yang berkaitan dengan makan dan di restoran.

Ini dia beberapa kosa katanya :

吃饭 chī fàn : makan

菜单 cài dān : menu

点 diǎn : pesan

和 hé : dan

别的 bié de : yang lain

饭馆(儿) fàn guǎn(ér) : restoran

这边 zhè biān : sebelah sini

坐 zuò : duduk

推荐 tuī jiàn : rekomendasi

特色菜 tè sè cài : makanan khas

喝 hē : minum

饮料 yǐn liào : minuman

一共 yī gòng : semuanya

一百 yī bǎi : seratus

多少钱? duō shǎo qián : berapa?

顾客 gù kè : tamu

服务员 fú wù yuán : pelayan

Mengenal Warna dalam Bahasa Mandarin


Bicara tentang warna, sepertinya hal satu ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Warna merupakan hal yang sangat disukai banyak orang dan menjadi satu corak dalam kehidupan, bahkan aura setiap orang juga bisa dilihat dari warna.

Di belahan dunia manapun kita bisa menjumpai warna-warna yang indah.Warna bendera bangsa kita yang agung mempunyai makna merah berarti berani dan putih berarti suci, sedangkan di China terkenal dengan warna merah yang melambangkan kejayaan, kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan….ayo kita mulai Mempelajari warna dalam Bahasa Mandarin .

Kalimat Umum :

你喜欢什么颜色? Nǐ xǐhuan shénme yánsè : Kamu suka warna apa?

我喜欢蓝色 Wǒ xǐhuan lán sè : Saya suka warna biru

我要买红色的衣服 Wǒ yào mǎi hóngsè de yīfú : Saya ingin membeli pakaian berwarna merah

Kosa Kata :

颜色 Yánsè : Warna

黑色 Hēisè : Hitam

灰色 Huīsè : Abu-abu

浅蓝色 Qiǎn lán sè : Biru muda

棕色 Zōngsè : Coklat

红色 Hóngsè : Merah

黄色 Huángsè : Kuning

白色 Báisè : Putih

蓝色 Lán sè : Biru (umum)

粉红色 Fěn hóng sè : Merah muda

橘橙色 Jú chéng sè : Oranye

紫色 Zǐsè : Ungu

绿色 Lǜsè : Hijau

喜欢 Xǐhuan : Suka

买 Mǎi : Membeli

衣服 Yīfú : Pakaian

Tata Bahasa:

“的”de merupakan partikel yang menunjukan kepemilikan, pola kalimat yang menunjukan kepemilikan dalam bahasa Mandarin berkebalikan dengan pola dalam bahasa Indonesia. Contoh :

Pakaian = 衣服 Yīfú

Saya = 我 Wǒ

Pakaian Saya = 我的衣服

Dalam hal ini 的de berperan sebagai partikel yang menunjukan kepemilikan. oleh karena itu untuk menerangkan kalimat kepemilikan, 的de diletakkan diantara hal yg menerangkan dan diterangkan. Contoh :

她的电话号码 Tā de diànhuà hàomǎ Nomor teleponnya

我们的家 Wǒmen de jiā Rumah kami

你的名字 Nǐ de míngzì Nama kamu

白色的衣服 Báisè de yīfú Pakaian putih

Kosa Kata untuk Tanggal dan Hari dalam Bahasa Mandarin

 
Menanyakan hari dan tanggal, merupakan kalimat yang sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Dalam Bahasa Mandarin Kalimat seperti ini lebih kurang sama dengan kalimat menanyakan hari dalam bahasa Indonesia atau Inggris, namun untuk nama-nama hari dan tanggalnya sedikit berbeda. Ini dia cara menanyakan hari/tanggal dalam bahasa Mandarin… Semoga bermanfaat.

Kalimat Umum :

今天是几月几号? Jīntiān shì jǐ yuè jǐ hào? : Hari ini tanggal berapa?

今天是五月二十号 Jīntiān shì wǔ yuè èr shí hào : hari ini tanggal 20 Mei

明天是星期天,明天我去市场 Míngtiān shì xīngqí tiān, míngtiān wǒ qù shìchǎng : Besok hari minggu, besok saya pergi ke pasar

你什么时候回中国? Nǐ shénme shíhou huí zhōngguó? : Kapan kamu kembali ke China?

Kosa Kata:

昨天Zuótiān: Kemarin

今天Jīntiān: Hari ini

明天Míngtiān: Besok

后天Hòutiān: Lusa

星期/礼拜/周 Xīngqí/lǐbài/zhōu : Minggu

月 Yuè: Bulan

年 Nián: Tahun

天 Tiān: Hari

日/号 Rì/hào: Tanggal

去 Qù: Pergi

来 Lái: Datang

回 Huí: Kembali/pulang

什么时候 Shénme shíhou: Kapan

美国 Měiguó: Amerika

印尼 Yìnní: Indonesia

中国Zhōngguó: China

BELAJAR CALENDER DALAM MANDARIN


China sangat terkenal dengan sistem penanggalan Kalender Bulan (Lunar Calendar) yang sudah digunakan selama ribuan tahun. Sampai saat ini Bangsa China diseluruh dunia masih menerapkan sistem penanggalan mereka dalam kehidupan sehari-hari disamping juga menggunakan sistem kalender masehi, maka jangan heran jika setiap orang China bisa ulang tahun sebanyak 2 kali.

Sistem penanggalan Kalender Bulan ini cukup rumit, karena itu mari kita mulai dengan kalimat sederhana sederhana dan umum untuk penanggalan masehi dalam bahasa Mandarin….Selamat belajar

Nama bulan dalam bahasa Mandarin cukup mudah sebagai contoh: bulan Mei (五月) Wǔ yuè (Bulan ke-5) , 五=5, 月=Bulan. Jadi nama bulan Januari-Desember dalam bahasa Mandarin adalah :

一月Yī yuè : Januari

二月 Èr yuè : Februari

三月 Sān yuè : Maret

四月 Sì yuè : April

五月 Wǔ yuè : Mei

六月 Liù yuè : Juni

七月 Qī yuè : Juli

八月 Bā yuè : Agustus

九月 Jiǔ yuè : September

十月 Shíyuè : Oktober

十一月 Shí yī yuè : November

十二月 Shí èr yuè : Desember

Sama saja dengan nama-nama hari, dalam Bahasa Mandarin hari Senin-Sabtu juga dipresentasikan dengan angka, seperti ini:

星期一 Xīngqí yī : Senin

星期二 Xīngqí èr : Selasa

星期三 Xīngqí sān : Rabu

星期四 Xīngqí sì : Kamis

星期五 Xīngqí wǔ : Jumat

星期六 Xīngqí liù : Sabtu

星期天/日 Xīngqí tiān/rì : Minggu

Di Taiwan, kebanyakan orang menggunakan kata 礼拜 Lǐbài, Contoh: 礼拜一Lǐbài yī: Senin ~礼拜天 Lǐbài tiān: Minggu

Nah kalau Di China daratan ada juga yang menggunakan kata 周 Zhōu, Contoh: 周一 Zhōu yī : Senin ~周日 Zhōu rì : Minggu